Bansari, Juli 2025 – Dalam upaya membangun generasi muda yang kuat, percaya diri, dan berkarakter, tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada melaksanakan program Pengenalan Bela Diri Karate bagi siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bansari. Kegiatan ini menjadi bagian dari program kerja di bidang pendidikan karakter anak dan pengembangan potensi diri, dengan harapan anak-anak di desa mampu memiliki bekal perlindungan diri secara fisik maupun mental sejak usia dini.

Program ini dipandu langsung oleh Kenya Azzahra mahasiswa KKN yang memiliki latar belakang sebagai atlet dan pelatih karate, dengan pendekatan yang disesuaikan untuk anak-anak usia sekolah dasar. Kegiatan ini bukan sekadar latihan fisik, tetapi juga menjadi media pembelajaran nilai-nilai penting dalam bela diri, seperti mengendalikan diri, menjaga sopan santun, dan tidak menggunakan kekuatan untuk menyerang sembarangan.

Karate sebagai Dasar Perlindungan Diri dan Pembentukan Karakter

Karate sebagai salah satu cabang bela diri tradisional dari Jepang bukan hanya mengajarkan teknik pertahanan dan serangan, tetapi juga menanamkan filosofi hidup yang kuat. Dalam pengenalan yang diberikan kepada siswa MI Bansari, dijelaskan bahwa karate bukan tentang menjadi kuat untuk menyerang, melainkan tentang menjaga diri, menghormati orang lain, dan menguasai emosi.

Melalui latihan-latihan dasar seperti sikap kuda-kuda, tangkisan, dan gerakan tangan, siswa diperkenalkan pada prinsip dasar perlindungan diri. Tujuannya bukan untuk bertarung, tetapi agar anak memiliki kesadaran akan ruang pribadinya dan mampu bersikap sigap saat menghadapi situasi yang membahayakan dirinya. Instruktur juga menekankan bahwa keterampilan bela diri harus digunakan dengan bijak, bukan untuk pamer kekuatan atau mencari musuh. Sebaliknya, mereka diajarkan untuk lebih percaya diri, tetapi tetap rendah hati dan tidak mudah terpancing.

Nilai-Nilai Anti-Bullying dan Etika Bela Diri

Salah satu bagian penting dari program ini adalah pembekalan nilai anti-perundungan (anti-bullying). Dalam sesi penyampaian materi, disampaikan dengan sederhana bahwa menyakiti teman, baik dengan kata-kata maupun fisik, adalah tindakan yang tidak terpuji dan bertentangan dengan semangat karate. Anak-anak diajak berdialog ringan tentang pentingnya saling menghormati dan saling menjaga satu sama lain. Mereka diberi pemahaman bahwa kekuatan sejati dalam karate bukan diukur dari pukulan, tapi dari kemampuan untuk menghindari pertikaian dan menahan diri dari menyakiti orang lain lebih dulu.

Pesan ini ditekankan pula oleh tim KKN PPM UGM, termasuk dalam sesi yang dipandu oleh Kenya Azzahra Prameswari, koordinator program kerja. Dalam arahannya, ia menjelaskan bahwa karate tidak hanya melatih otot dan gerakan, tetapi juga melatih kontrol emosi, sportivitas, dan kedewasaan berpikir, bahkan sejak anak masih duduk di bangku sekolah dasar.

Belajar Disiplin dan Sopan Santun Melalui Latihan

Selain teknik dan nilai-nilai bela diri, sesi latihan juga diisi dengan latihan sikap hormat, kedisiplinan, dan rutinitas yang membentuk karakter anak. Mulai dari membungkuk memberi hormat sebelum dan sesudah latihan, merespons perintah dengan tepat, hingga menjaga ketertiban di tengah kelompok. Kegiatan ini ternyata tidak hanya melatih fisik anak, tapi juga membentuk kebiasaan baik seperti disiplin waktu, mendengarkan instruksi, dan menghargai pelatih maupun teman. Banyak anak yang sebelumnya pemalu mulai menunjukkan keberanian untuk mencoba, mengikuti instruksi, bahkan memperagakan gerakan di depan teman-temannya.

Antusiasme dan Harapan yang Tumbuh Bersama

Program pengenalan karate ini disambut dengan antusias oleh para siswa MI Bansari. Mereka tampak bersemangat mencoba setiap gerakan, bahkan sebagian besar mengungkapkan keinginan untuk terus belajar lebih lanjut. Guru-guru pun mendukung kegiatan ini sebagai bentuk alternatif edukatif yang menyenangkan dan membangun karakter positif siswa. Dengan pengemasan yang menyenangkan dan edukatif, program ini diharapkan tidak hanya meninggalkan kesan, tetapi juga membentuk landasan penting bagi pembentukan sikap percaya diri, peduli, dan tangguh dalam diri anak-anak Bansari.

Menuju Generasi Tangguh dan Berakhlak

Melalui kegiatan ini, tim KKN-PPM UGM ingin menunjukkan bahwa bela diri bukan hanya ajang unjuk kekuatan, tetapi merupakan media pembelajaran karakter yang kuat dan membumi. Anak-anak tidak hanya diajak untuk aktif bergerak, tetapi juga memahami nilai-nilai sopan santun, pengendalian diri, dan tidak membalas kekerasan dengan kekerasan.

Karate mengajarkan bahwa kekuatan terbesar bukan terletak pada pukulan yang keras, tapi pada sikap yang lembut, hati yang tenang, dan pikiran yang jernih. Dan itulah semangat yang ingin ditanamkan melalui program ini bahwa setiap anak berhak tumbuh menjadi pribadi yang kuat, namun tetap santun dan berjiwa damai.

Acara ditutup dengan penuh keceriaan oleh Kenya selaku koordinator program, yang mengajak seluruh peserta untuk berfoto bersama sebagai bentuk apresiasi atas semangat dan partisipasi mereka selama kegiatan berlangsung. Sebagai kenang-kenangan, anak-anak peserta juga menerima souvenir sederhana namun bermakna, yang diharapkan dapat menjadi pengingat bahwa pengalaman belajar bela diri ini bukan sekadar gerakan fisik, melainkan juga bekal nilai moral dan keberanian yang akan mereka bawa dalam kehidupan sehari-hari.