Bansari, 21 Juli 2025 — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada melaksanakan kegiatan edukatif bertema “Pembelajaran dan Aplikasi Nilai-Nilai Pancasila” bersama siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, pada Senin (21/7). Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman dasar tentang nilai-nilai Pancasila sejak usia dini melalui pendekatan yang interaktif dan menyenangkan. Dengan metode belajar sambil bermain, siswa diajak mengenali lima sila Pancasila, maknanya dalam kehidupan sehari-hari, serta contoh nyata penerapannya di lingkungan sekolah dan keluarga.
“Siswa-siswi sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga diajak untuk mempraktikkan nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan kejujuran melalui pemberian tugas jurnaling sehari-hari,” ujar salah satu mahasiswa KKN.
Kegiatan dimulai dengan sesi pengenalan Pancasila secara visual dan interaktif. Mahasiswa memanfaatkan asal-usul Pancasila dan fungsi Pancasila secara sederhana untuk memperkenalkan setiap sila Pancasila. Anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti jalannya sesi pembelajaran, bahkan beberapa dengan spontan mengajukan pertanyaan dan bercerita tentang pengalaman mereka yang sesuai dengan nilai-nilai yang dijelaskan. Setelah sesi pengenalan, kegiatan dilanjutkan dengan permainan edukatif yang dirancang untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap nilai-nilai seperti gotong royong, kejujuran, disiplin, dan rasa hormat terhadap perbedaan. Di bagian akhir kegiatan, siswa diajak membuat jurnal aktivitas kesehariannya dengan tema “Rutinitasku sebagai Pelajar Pancasila”. Kegiatan ini mendorong anak-anak untuk merenungkan sikap sehari-hari yang sudah atau ingin mereka lakukan sesuai dengan nilai Pancasila. Beberapa siswa menuliskan hal-hal seperti “Saya mau membantu ibu di rumah”, “Saya tidak mengejek teman”, hingga “Saya menghargai teman yang berbeda agama”.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari pihak sekolah. Kepala MI Bansari, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi terhadap mahasiswa KKN-PPM UGM yang telah menginisiasi kegiatan yang menurutnya sangat relevan dan bermanfaat.
“Kami melihat anak-anak sangat senang sekaligus belajar banyak. Ini bukan sekadar sosialisasi, tapi pendekatan yang menyentuh langsung pemahaman mereka. Kami berharap kegiatan semacam ini bisa dilakukan lebih sering dan menjadi inspirasi metode belajar karakter di sekolah,” ujar Kepala MI Bansari.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja KKN-PPM UGM yang fokus pada penguatan nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat. Mahasiswa yang terlibat berharap bahwa pendekatan edukatif semacam ini dapat menjadi langkah awal membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat dan kesadaran berbangsa. Salah satu mahasiswa KKN, Ilham, menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan bertujuan menjadikan nilai Pancasila tidak sekadar hafalan, tetapi juga sesuatu yang dirasakan dan diterapkan.
Suasana ceria dan penuh semangat terlihat hingga akhir acara, menandakan bahwa pendekatan edukatif yang humanis dan menyenangkan mampu membekas dalam benak anak-anak. Dengan terlaksananya kegiatan ini, mahasiswa KKN-PPM UGM berharap nilai-nilai luhur Pancasila akan terus tumbuh dan mengakar kuat dalam diri generasi muda, sebagai bekal menghadapi masa depan yang penuh tantangan namun juga penuh harapan. Lebih dari sekadar kegiatan sekali jalan, program ini diharapkan menjadi pemantik bagi sekolah-sekolah di daerah untuk mengembangkan metode pembelajaran nilai Pancasila yang tidak monoton dan lebih membumi. Pendekatan interaktif yang digunakan dalam kegiatan ini membuktikan bahwa penanaman nilai karakter tidak harus selalu melalui ceramah atau hafalan, tetapi bisa dibentuk melalui pengalaman langsung yang menyenangkan dan berkesan.
Lebih lanjut, kegiatan ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi nyata mahasiswa UGM dalam mendukung pembangunan karakter bangsa, selaras dengan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui keterlibatan langsung di tengah masyarakat, mahasiswa tidak hanya belajar menjadi agen perubahan, tetapi juga membentuk empati, kepekaan sosial, dan tanggung jawab moral terhadap kemajuan bangsa.